Minggu, 24 Agustus 2008

Kejar layang-layang

Berlari ditengah teriknya matahari bersama teman-teman yang lain dengan tidak mempedulikan disekitar apapun resikonya untuk mendapatkan sesuatu (layangan putus)

seiring berjalannya waktu sesuatu itupun berubah bukan lagi layang-layang putus, melainkan tujuan hidup yang harus dicapai untuk eksistensi diri baik hanya untuk unjuk gigi ato apa lah yang bisa membuat hatiku puas.

mengejar sesuatu sangatlah mengasikkan apa lagi untuk dimiliki. banyak rintangan dan hal-hal baru yang pasti akan dilalui, pahit - manis pastilah kita akan kita rasakan pada saat menjalankanya.

Sabtu, 10 Mei 2008

duduk meungut

Langit hitam tanpa bintang....

duduk sendiri diteras....

menatap kosong kaleng hitam.....

Minggu, 10 Februari 2008

Pray

aku percaya bahwa aku diciptakan untukmu....aku pun rindu padamu.....dimana aku haus akan kasih sayang yang kau berikan.......aku ingin selalu dekat dengan mu.......tapi mengapa aku merasa aku semakin jauh darimu......wahai cintaku.....katakan padaku....bagaimana aku harus mendapatkan kembali kasih sayangmu.....
Tuhan berikan petunjukmu.....

Kamis, 03 Januari 2008

Tuan rajaku Datang (merumput)

Ini ada sebuah kesah kelasik tapi hanyar dari kampungku.

Kaya ini kesahnya….

Suatu hari datang utusan raja, sidin tuh mengeluarkan pengumuman kaya ini…. Bahwa dalam waktu dekat Katuan Diraja Suryo Betara Juno, akan berkunjung kekampung tercintaku.

Jadi karena para rakyat dan bubuhan kampungku dah pada tahu tentang pengumuman ini, jadi para rakyat dan bubuhan kampung sibuk bebersih kampung awan memperbaiki puing-puing sisa perkelahian. Antar bubuhannya jua sih…. agar pas talihan Katuan Diraja Suryo Betara Juno. Kada kalihatan bahwa kampungku ini bakas arena pekelahian antara bubuhannya jua. Intinya para rakyat dan bubuhan kampungku kada handak dicap buruk awan Katuan Diraja….

Bubuhan wan rakyat dikampungku tuh… baharap Katuan Diraja ni datang membawa gandum kah, atawa baras kah, atawa jua duit. Biar rakyat kampungku dapat jua merasakan hasil upeti….. he…..he…..he….. telalu banyak mehayal kalo rakyat kampungku ni…….

Hari yang ditunggu datang jua, Sidin datang dengan arak-arakan para pengawal kerajaan…..

Eh…. Sakalinya Sidin kada mambawa apa yang rakyat dan bubuhan kampungku harapkan, Sidin malah membawa bingkai wan foto Sidin gasan di tempel dimuka kampungku….. maksudnya biar rakyat dan bubuhan dikampungku taingat tarus awan Sidin….. hehehehe kampanye ya…. Katuan Diraja………

waduh sialan Katuan Diraja nih, garutu kekawalanku…… isuk harinya…….

Pas ku betakun kenapa wal…?

Ternyata selain membawa bingkai awan fotonya, Sidin tuh ternyata memanasi tahi ayam….. nang dirabutkan bubuhannya kemarian…… jadiam bubuhannya bejanjian minggu depan handak bekelahi habis-habisan gasan memperabutkannya……

Bah lah……. Jar ku

Tahi ayam dipanasi aja dirabutkan…..?

Sampai sekarang aku jua bingung tahi ayam kaya apa garang, nang diperabutkan oleh bubuhannya sampai handak bekelahi habis-habisan…….!!

Ujar kawalku kita liatay…. Minggu dudi…… #@$@$#%&!!!$@%

Dikala aku kada kawa guring dihujan pada subuh yang dingin 261207

Senin, 24 Desember 2007

Mehalabiu

Samarinda “hore…. turisku datang”

Banjir……. Banjir…… Banjir…..!!!!

Ini kota yang setiap tahun jadi langganan banjir, (banjir kok langganan) banjir memang kurang ajar “kada tahu basa” ujar orang banjar, yang artinya tak tahu malu atau tak tahu aturan, kuranglebihnya begitu.

Sumber masalah adalah musim hujan, bila musim hujan datang pasti banjir berpesta. ‘pesta kok banjir’ mahakam setiap musim hujan selalu meluap, masalahnya, mulai dari hutan yang dibabat, sampah dibeberapa anak sungai yang membelah kota samarinda (terutama sungai karang mumus), itu dulu. Kemudian banyaknya rumah rakit alias rumah yang berdiri dipinggiran sungai mahakam membuat sempit aliran sungai ini. Tapi setelah semua masalah tadi selesai ternyata banjir masih saja datang sebagai tamu. Sebenarnya rakyat sudah tak mau menerima tamu ini dengan menutup pintu rumah rapat-rapat tapi banjir memang kada tahu basa, ia nekat datang dan rutin berkunjung tiap tahun. Coba yang datang itu turis, pasti ia memberi devisa yang tinggi, nah ini turisnya air berjuta meterkubik ya yang didapat bencana.

Usut punya usut, air tadi datang dari hulu yang sudah tak bisa menampung. Daerah resapan, yang terdiri dari hutan. Lenyap! Bagai sebuah pertunjuikan sulap. Perdetik hutan Kalimantan lenyap seluas 100.000Ha. menurut laporan Badan Perkiraan Nasional. Siapa tukang sulapnya? Tak ada yang tahu, walaupun ada yang tahu, dia bisa menghilangkan orang dengan hanya mengatakan “bim sala bim” maka hilang orang-orang yang tahu siapa mereka, entah mati atau hanya sekedar menjadi bisu. Kok seperti tuhan ya……

Kalau tuhan kan “ kun fayakun” (jadilah maka jadilah) apakah mereka tuhan, bukan juga…… sebab dibeberapa tempat mereka bisa diketahui, tangkap dan dipejarakan. Nah…. Sekarang siapa yang salah…..

Samarinda, ibu kota propinsi Kalimantan timur, masih berkutat dengan banjir. Persoalan yang tak selesai, oleh seorang yang hanya, memikirkan eksistensialis diri. Beberapa waktu yang lalu Balikpapan juga nyusul dengan banjir dan tanah longsor, apa sebab? Badan Perkiraan Nasional juga lagi mengira, mereka dan mencari alasan yang tepat.

Mari kita tunggu jawabannya apakah cuma sekedar perkiraan atau memang sebuah kenyataan dan saya yakin itu hanya sekedar kira dan reka. (jogja 25 des 2007) alisadlew.

किसःku

Aku dilahirkan disbuah rumah yang kala itu berada dijalan yang sempit, di sudut kota samarinda. Tepatnya awal puasa pada tahun 1984.

Aku pun tumbuh seperti anak-anak lain yang sepantaran denganku, diantaranya Dowi, Sutris, agung, wawan sate, budi, agus, dan msh banyak lagi yang ga bisaku sebutkan.

Kala itu aku masih tumbuh sama seperti teman-temanku yang sepantaran. sepulang sekolah, bukannya langsung tidur seperti apa orangtuaku perintahkan tapi malah pergi diam-diam nyelinap keluar rumah, untuk berkumpul bersama mereka, bermain, dan tertawa.

Hingga kami beranjak remaja, satu-persatu teman sepermainanku pindah dari lingkungan tempatku tinggal. Ya, mungkin dikarenakan tuntutan hidup yang makin sulit. Para orang tua mereka banyak yang telindas oleh kejamnya perputaran roda jaman, sehingga mereka menyinkir kedaerah yang lebih nyaman bagi keluarga mereka.

Sampai disuatu massa aku pergi meninggalkan kota kelahiranku, untuk mencari ilmu. Di kota seberang aku berjibaku untuk belajar, dan mencari jatidiri……..hehehehehe

Pada saat hijrahku kekota seberang aku menemukan hal-hal yang semuanya diluar bayanganku. Mulai dari pahit, Dari tidak punya uang, sampai dikhianati seorang teman. Tapi ada juga mendapatkan hal-hal manis,mulai dari cinta (so sweet), teman-teman yang bisa diajak bertukar pikiran, sampai bertarung bersama…… hehehehe….. emangnya masa pra kemerdekaan.

Locations of visitors to this page